TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah mencatat angka lulusan sarjana (S1) kalah telak dari
lulusan sekolah dasar dalam hal memulai menjadi seorang pengusaha.
"Datanya diolah dari data yang kami dapat dari Kementerian
Pendidikan," ujar Deputi Pengembangan Kewirausahaan Kementerian Koperasi,
Taty Ariati, Sabtu, 7 April 2012.
Berdasarkan data itu minat lulusan sekolah menengah umum untuk menjadi pelaku usaha kecil dan menengah hanya 22,63 persen. Angka ini kalah dibanding minat dari lulusan SD dan sekolah menengah pertama yang mencapai 32,46 persen. Adapun lulusan perguruan tinggi hanya 6,14 persen. Taty menyatakan data tersebut bisa menjadi catatan bahwa kurikulum pendidikan yang diajarkan di bangku sekolah saat ini cenderung tidak mendorong seseorang berminat menjadi seorang wirausahawan, tapi lebih tertarik bekerja kantoran.
Sekolah tidak lebih banyak mengajarkan keterampilan bagi peserta
didik, sehingga cakap dalam persaingan usaha. Hal itu semakin kuat karena
hingga kini budaya sebagian masyarakat Indonesia, sebagian besar orang tua,
masih berharap anak-anaknya dapat menjadi karyawan sebuah perusahaan ketimbang
membuka usaha sendiri.
"Kesannya ketika makin tinggi (tingkat pendidikannya), orang
malas jadi pengusaha UKM karena di bayangannya mereka inginnya jadi
karyawan," ujar dia.
Melihat fenomena itu lembaganya terus memberikan edukasi dan
informasi bagi lulusan sekolah berbagai tingkatan untuk menjadi pengusaha,
sehingga semakin banyak lapangan kerja baru. "Mereka (UKM) itu tidak
bergantung pada peluang kerja yang diberikan pihak lain. Justru mereka membuat
(peluang) sendiri," kata dia.
JAYADI SUPRIADIN
Sumber: http://tempo.co